Seperti biasa setiap pagi telah tiba tugas harus segera dilaksanakan karyawan dan pegawai siap pergi kekantor pelajar dan mahasiswa ke sekolah dan ke kampus menuntut ilmu, santri ke pesantren mengaji dan belajar ke kelas masing-masing, semua aktivitas kehidupan dunia dimulai.
Ketika tiba di tempat kerja hal pertama dilakukan adalah mengisi daftar hadir, yang sekarang dilakukan dengan sistem digital atau hanya dengan menanda tangan di lembaran kertas yang telah tersedia (kalo ini kuno tidak IT).
Semua dilakukan sebagai bukti bahwa kita ada dan telah melakukan kewajiban atau paling tidak agar uang lauk pauk tidak terpotong.
Lho.. kok gitu berfikirnya ; mang ada hubungan apa daftar hadir harian dengan makan ? memang ada korelasinya. Begitu juga siswa dan para siswa yang maha itu, ketika masuk kelas yang pertama dicari pasti..absen, yah…khan? Ini juga memiliki korelasi
Ya… tentu keduanya memiliki korelasi “Absen itu indikatornya produktivitas, ente mesti tau itu” lagi pula itukan ada aturannya bahwa uang lauk pauk itu dihitung berdasarkan jumlah kehadiran pegawai, disisi lain supaya kita disiplin dan kalau disiplin bisa meningkatkan produktivitas itu artinya akan banyak uang yang mengalir ke pundi-pundi kita, “ dapat bonus lewat uang lauk pauk gitu…?”. Oh… tidak…, tidak hanya itu …! Bahkan banyak yang akan kita terima dari Allah, jika kita disiplin, patuh dan bertanggung jawab.
Sungguh akan banyak bonus-bonus yang bisa didapatkan. Allah akan memberikan lebih dari sekedar uang lauk pauk, lebih dari sekedar urusan perut (memang hidup hanya untuk makan), terutama sekali jika pekerjaan itu dilakukan dengan ikhlas semata-mata karena Allah. Maksud loh…jangan yang difikirkan hanya makan aja atau kesenangan gitu …,
Yah… iya lah Jangan niatnya melulu uang lauk pauk aja, perlu peningkatan kualitas niat lah…, dari hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, terus meningkat lagi menjadi kepentingan tetangga dan handai tolan, kepentingan bangsa meningkat menjadi kepentingan ummat dan teruu..s meningkat hingga menjadi kepentingan Allah. Masya Allah sampai segitunya teman ku ini berfikir, memang bisa ya..?
Begini loh seperti waktu kita sekolah dulu. “Tapi nda dapat insentive kan…, juga nda dapat bonus” eh ini nyela aja belum selesai penjelasannya tau... begini ingat nda waktu pertemuan perdana mata kuliah, dalam kontrak perkuliahan. Dosen mata kuliah mengatakan bahwa nilai kehadiran adalah 10%, atau yang penting hadir Insya Allah lulus. Oh… ya… aku faham hadir itu perlu berarti kita melakukan silaturrahim dan itu ada ganjarannya bisa memperpanjang umur dan mempermudah rezeki kan?
Ya iya lah mahasiswa itu… rezeki utamanya adalah lulus ujian bukan yang lain dan macam-macam itu, cukup satu macam aja, yang penting lulus ujian, begitu para siswa itu.
Sekali lagi saudaraku, bahwa silaturrahim itu sangat-sangat perlu dilakukan sebagai simbol persaudaraan, meningkatkan kasih sayang antar sesama, supaya hidup ini damai, hati ini tentram dan kemanapun kita pergi enjoy aja, tidak ada lawan yang ada hanya kawan dan persaudaraan, tiada lagi perbedaan agama dan bangsa, perbedaan suku dan adat istiadat. Ingat nda yang pernah disampaikan ustadz waktu kita di Madrasah dulu tentang sebuah hadits Kekasih Allah Muhammad SAW “Barang siapa yang menginginkan rezekinya dimudahkan dan usianya diperpanjang, maka hendaklah dia menyambung silaturrahim” (Bukhari Muslim).
Tapi ada loh… orang-orang yang gayanya sih menyambung tali silaturrahim, awalnya sering betandang, membantu padahal ada maunya, entar setelah maksudnya tercapai good bye dech. “Yah… nda papa biasalah manusia. Itu juga cara silaturrahim, cuma… tidak Lillahi Ta’ala, tidak karena Allah, tapi semata-mata hanya untuk urusan dunia aja”. Allah itu Maha Tahu kok dan Allah juga tidak kikir, tetap saja Allah beri sesuai dengan janji NYA.
Ok … terus gimana friend. Yah begitu tu… yang didapatkan hanya apa saja yang dia niatkan, tidak bertambah-tambah, bahkan yang terjadi kemungkinan besar hanyalah kekufuran, karena yang dijadikan landasan untuk memperoleh dan mendapatkan sesuatu bukan karena Allah.
Na’azdubillah aku berlindung kepada Allah dari hal yang demikian.
Maka nya kalau di kelas perhatikan ketika Ustadz memberi pelajaran, itu…tu waktu Mata Pelajaran Adabiyah…tentang silaturrahim waktu itu disampaikan Firman Allah : “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (Annisa : 1)
Allah membolehkan Kok, kita saling meminta dan memberi dengan mengatas namakan Allah, karena itu simbol taqwa dan yang lebih nikmat itu... coba perhatikan ayat terakhir bahwa kita selalu dijaga oleh Allah serta Allah mengawasi kita agar tidak melenceng dari perbuatan yang tidak disukai Nya.
”Oh... kalau begitu, jika kita meminta dan memberi tidak atas nama Allah kita Kufur , tidak taqwa dan sombong ya?.. dan Allah tidak menjaga dan mengawasi kita, wah rugi doong..., sekarang aku faham friend”.
Syukurlah kalau begitu, moga aja kita selalu dalam lindungan dan pemeliharaan Allah, karena hanya Allah sebaik-baik pemelihara, dan sebaik-baik pemberi rezeki.
Temanku yang satu ini memang bengal, pengantukan kalau di kelas bawaannya tidur ajaa... (syukur enda ngorok tapi ileran), kalau sudah lonceng bubaran dia yang paling duluan keluar.
Pada suatu hari ketika lonceng istirahat dia buru-buru keluar, sambil berteriak ” aku di kantin nyusul yaa!!! ” Setibanya di kantin, kami ditraktir makan apa aja sekenyang-kenyangnya. ”Baru dapat rezeki biasa dapat proyek terjemahan Bahasa Arab, dari tetangga yang kebetulan dapat tugas dari dosennya menterjemahkan bahan Mata Kuliah Fiqih Muamalah” katanya.
Memang teman ku ini diberikan kelebihan oleh Allah walaupun sering tidur di kelas, tapi Bahasa Arabnya bagus, nilai mata pelajaran Nahwu dan Syaraf nya sempurna dengan nilai 10, jadi tidak terlalu sulit baginya untuk urusan terjemahan.
Tumben main traktir celetuk teman-teman yang lain, ”Yah syukurlah ini bagian rezeki yang aku terima dari ilmu yang Allah berikan padaku”, dengan suara pelan dan serak dijawabnya. Eh kok jadi sentimentil gitu.
”Enda aku jadi tiba-tiba terfikir bahwa yang aku dapatkan ini, bukan milik aku semua di dalamnya ada hak orang lain khan..?” seperti dalam Firman Allah yang di jelaskan oleh Ustadz di kelas tadi.
Loh bukannya di kelas tadi Kau tidur.
”enda aku hanya memejamkan mata saja, kuping ku tetap dengar kok”
Ayat yang mana sih..? itu tuh kalau enda salah yang artinya ” Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa`at.”.
Oh ya..ya itu surah Al Baqarah ayat 254.
Memang sesungguhnya di dalam harta kita ini terdapat hak orang lain yang harus ditunaikan. Saat ini lah waktunya kita gunakan harta itu untuk berniaga, menjalin persahabatan supaya kita mendapat perlindungan dan pemeliharaan Allah.
Ok... friend mulai sekarang aku nda ngantuk lagi di kelas dan apa yang aku lakukan aku niatkan karena Allah, aku berniaga dan menjalin persahabatan karena Allah
Senin, 26 Juli 2010
Rabu, 21 Juli 2010
Orang-Orang Yang Beruntung
Sungguh tiada usaha menahan lapar dan dahaga , tiada usaha memelihara pandangan dan pendengaran, tiada usaha membatasi percakapan dan mengurangi aktivitas kerja, sungguh tiada usaha memperbanyak tilawah qur’an yang telah di lakukan selama ini akan menjadi sia2 melainkan sebagai usaha untuk meningkatkan taqwa kepada Allah.
Marilah kita bertaqwa kepada Allah dan kita bangun kehidupan ini dengan asas moralitas islam agar memperoleh rhida Allah dunia dan akhirat kelak.
Dalam kehidupan sehari-hari Saya, Anda, Mereka dan Kita semua tentu telah dan akan selalu berdo’a. Sejak pagi ketika bangun tidur, ketika keluar dari rumah tuk memulai suatu pekerjaan dan melakukan aktivitas apapun, hingga akan tidur kembali hendaklah kita selalu berdo’a tiada hari tanpa do’a.
Begitu pentingkah do’a dalam kehidupan kita? Memang do’a adalah bagian terpenting dalam kehidupan manusia, tanpa do’a ketika melakukan pekerjaan manusia bisa dikategorikan sebagai orang-orang yang sombong, sedang do’a saja tanpa usaha adalah sia-sia bahkan dapat dikatakan sebagai "orang munafik", karena do’a pada hakekatnya adalah wujud komunikasi antara hamba dengan Al khaliq penciptanya.
Do’a terdiri dari berbagai kekuatan-kekuatan, sesuatu yang merindukan keterpisahan dari keadaan yang terjadi sekarang menjadi sesuatu yang lebih baik, membelah gunung dan samudra, melintasi daerah dan negara, bahkan menembus ruang dan waktu, do’a yang kita panjatkan bagi orang-orang terdahulu dan keturunan yang akan datang, bahkan orang-orang yang terpisah alam dengan kita mampu ditembus oleh do’a, melambung ketingkat yang tertinggi, menembus langit ke aras Rabbul Ijjati dalam kesempurnaan. Di dalam do'a terdapat semua kebutuhan manusia baik kebutuhan materil maupun non materil, bahkan terdapat kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi hanya dengan mengandalkan dukungan kekuatan fisik dan akal semata, berkat do'a sesuatu yang mustahil akan menjadi nyata.
Do’a adalah memohon kepada Allah apa yang telah dilakukan dan ditindaklanjuti dengan kelayakan pekerjaan serta pemikiran, bukan suatu dengan cara ngotot meminta sesuatu yang melampaui batas dan kemampuan, ia adalah rentangan kehendak dan hasrat manusia, pemantapan tiang-tiang agama, pelestarian kehendak dan aqidah suci manusia. Memohon keperluan hidup yang seharusnya ada pada kita, bukan keperluan yang diada-adakan dan bukan mengada-ada. Ia bukanlah kesendirian, tetapi suatu kesatuan antara hasrat dan kenyataan yang riil dan konkrit.
Siapakah yang berdo’a? Mereka adalah orang-orang yang dengan segenap potensi yang ada, dengan penuh rasa cinta dan keguncangan serta kelembutan dalam dirinya mengharapkan sesuatu kepada Allah. sebagaimana tatacara yang Allah sampaikan dalam kitabnya yang Agung. “Berdo`alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Al A’raf 55)
Sumber hakiki dalam segala keberhasilan manusia adalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Memiliki Segala Sesuatu. Dialah pemilik segala kekuasaan, yang menciptakan dan menyediakan segala kebutuhan, baik dilangit maupun dibumi dan pada diri manusia sendiri sesuatu yang diperlukan guna pencapaian segala keberhasilan.
Untuk itu kita wajib dan selalu memohon kepada Nya, agar dianugerahi keberuntungan bahkan Allah menyeru dan bangga kepada orang-orang yang selalu meminta kepadaNYA. Tentu kita masih ingat janji Allah ”Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (AL Ghafir : 60)
Demikian pula ditegaskan pada sebuah hadits nabi Muhammad SAW bersabda diriwayatkan oleh imam Tarmidzi ” Tiap muslim di muka bumi yang memohonkan suatu permohonan kepada Allah, pastilah permohonannya dikabulkan oleh Allah, selama ia mendo’akan hal yang tidak membawa kepada dosa atau memutuskan kasih sayang”
Karena itulah Rasul mengatakan do’a sebagai tulang punggung ibadah yang akan memberi manfaat pada orang yang berdo’a.
Kapan kita mulai berdo’a ? hendaknya do’a dilakukan sebelum atau pada saat akan melakukan pekerjaan, bermohonlah terlebih dahulu kepada Allah, baru kemudian melalukan usaha, keduanya do’a dan usaha harus dilakukan dengan seimbang.
Lakukan apa yang kita mohon kepada Allah dengan usaha yang sungguh-sungguh, ketika memohon diberi ilmu yang bermanfaat, maka iringi dengan kesungguhan mencari ilmu, melalui proses belajar, berfikir, membaca, menulis, melakukan penelitian dan pengamatan, bereksperimen dan lain sebagainya.
Sungguh tidaklah mungkin sesuatu kita dapatkan dengan tiba-tiba walaupun ada pengeculian untuk orang-orang tertentu yang menjadi pilihan, namun tidak berlaku umum untuk semua orang dan semua keadaan.
Demikian pula halnya, jika ingin mendapatkan rezeki yang banyak, maka barengilah dengan berkerja keras dan bekerja cerdas. Buatlah persiapan, tetapkan kepastian tujuan untuk target yang ingin dicapai, optimalkan segala potensi diri, lakukan lebih banyak hal-hal baik dan menyenangkan, jalin kerjasama, perluas hubungan (networking lah) ciptakan silturrahmi, semua ini adalah sebab dari usaha agar berhasil memperoleh rezeki yang banyak dan bermanfaat.
Maka dari itu berdo’alah selalu sebelum dan ketika sedang melakukan pekerjaan sebagaimana yang diperingatkan Allah dalam surat Jum’ah ayat 10 ”Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”
Oleh karena itu berdo’a lah terus dan terus-teruslah berdo’a kepada Allah agar memperoleh rezeki dan ilmu yang diridhai Allah, dan kelak menjadikan kita orang yang beruntung.
Alhamdulillah, terima kasih ya Allah, Engkau telah berikan ni’mat iman, ni'mat islam dan ni'mat kesehatan kepada kami hingga hari ini, Ya Allah sesungguhnya kami bukanlah tamak dan serakah jika sering meminta kepada Engkau ya Allah, tapi kami khawatir menjadi sombong, taqabur dan lupa kepada engkau jika kami tidak meminta kepada Engkau dan hanya Engkaulah sebaik-baik tempat untuk meminta, Ya Allah berilah kami rezeki yang banyak lagi halal, jadikanlah kami orang-orang yang pandai bersyukur, ridhailah kami dan ridhailah usaha-usaha kami. Ya Allah terimalah do’a kami Walhamdulillahi Rabbal 'Alamin
Marilah kita bertaqwa kepada Allah dan kita bangun kehidupan ini dengan asas moralitas islam agar memperoleh rhida Allah dunia dan akhirat kelak.
Dalam kehidupan sehari-hari Saya, Anda, Mereka dan Kita semua tentu telah dan akan selalu berdo’a. Sejak pagi ketika bangun tidur, ketika keluar dari rumah tuk memulai suatu pekerjaan dan melakukan aktivitas apapun, hingga akan tidur kembali hendaklah kita selalu berdo’a tiada hari tanpa do’a.
Begitu pentingkah do’a dalam kehidupan kita? Memang do’a adalah bagian terpenting dalam kehidupan manusia, tanpa do’a ketika melakukan pekerjaan manusia bisa dikategorikan sebagai orang-orang yang sombong, sedang do’a saja tanpa usaha adalah sia-sia bahkan dapat dikatakan sebagai "orang munafik", karena do’a pada hakekatnya adalah wujud komunikasi antara hamba dengan Al khaliq penciptanya.
Do’a terdiri dari berbagai kekuatan-kekuatan, sesuatu yang merindukan keterpisahan dari keadaan yang terjadi sekarang menjadi sesuatu yang lebih baik, membelah gunung dan samudra, melintasi daerah dan negara, bahkan menembus ruang dan waktu, do’a yang kita panjatkan bagi orang-orang terdahulu dan keturunan yang akan datang, bahkan orang-orang yang terpisah alam dengan kita mampu ditembus oleh do’a, melambung ketingkat yang tertinggi, menembus langit ke aras Rabbul Ijjati dalam kesempurnaan. Di dalam do'a terdapat semua kebutuhan manusia baik kebutuhan materil maupun non materil, bahkan terdapat kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi hanya dengan mengandalkan dukungan kekuatan fisik dan akal semata, berkat do'a sesuatu yang mustahil akan menjadi nyata.
Do’a adalah memohon kepada Allah apa yang telah dilakukan dan ditindaklanjuti dengan kelayakan pekerjaan serta pemikiran, bukan suatu dengan cara ngotot meminta sesuatu yang melampaui batas dan kemampuan, ia adalah rentangan kehendak dan hasrat manusia, pemantapan tiang-tiang agama, pelestarian kehendak dan aqidah suci manusia. Memohon keperluan hidup yang seharusnya ada pada kita, bukan keperluan yang diada-adakan dan bukan mengada-ada. Ia bukanlah kesendirian, tetapi suatu kesatuan antara hasrat dan kenyataan yang riil dan konkrit.
Siapakah yang berdo’a? Mereka adalah orang-orang yang dengan segenap potensi yang ada, dengan penuh rasa cinta dan keguncangan serta kelembutan dalam dirinya mengharapkan sesuatu kepada Allah. sebagaimana tatacara yang Allah sampaikan dalam kitabnya yang Agung. “Berdo`alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Al A’raf 55)
Sumber hakiki dalam segala keberhasilan manusia adalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Memiliki Segala Sesuatu. Dialah pemilik segala kekuasaan, yang menciptakan dan menyediakan segala kebutuhan, baik dilangit maupun dibumi dan pada diri manusia sendiri sesuatu yang diperlukan guna pencapaian segala keberhasilan.
Untuk itu kita wajib dan selalu memohon kepada Nya, agar dianugerahi keberuntungan bahkan Allah menyeru dan bangga kepada orang-orang yang selalu meminta kepadaNYA. Tentu kita masih ingat janji Allah ”Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (AL Ghafir : 60)
Demikian pula ditegaskan pada sebuah hadits nabi Muhammad SAW bersabda diriwayatkan oleh imam Tarmidzi ” Tiap muslim di muka bumi yang memohonkan suatu permohonan kepada Allah, pastilah permohonannya dikabulkan oleh Allah, selama ia mendo’akan hal yang tidak membawa kepada dosa atau memutuskan kasih sayang”
Karena itulah Rasul mengatakan do’a sebagai tulang punggung ibadah yang akan memberi manfaat pada orang yang berdo’a.
Kapan kita mulai berdo’a ? hendaknya do’a dilakukan sebelum atau pada saat akan melakukan pekerjaan, bermohonlah terlebih dahulu kepada Allah, baru kemudian melalukan usaha, keduanya do’a dan usaha harus dilakukan dengan seimbang.
Lakukan apa yang kita mohon kepada Allah dengan usaha yang sungguh-sungguh, ketika memohon diberi ilmu yang bermanfaat, maka iringi dengan kesungguhan mencari ilmu, melalui proses belajar, berfikir, membaca, menulis, melakukan penelitian dan pengamatan, bereksperimen dan lain sebagainya.
Sungguh tidaklah mungkin sesuatu kita dapatkan dengan tiba-tiba walaupun ada pengeculian untuk orang-orang tertentu yang menjadi pilihan, namun tidak berlaku umum untuk semua orang dan semua keadaan.
Demikian pula halnya, jika ingin mendapatkan rezeki yang banyak, maka barengilah dengan berkerja keras dan bekerja cerdas. Buatlah persiapan, tetapkan kepastian tujuan untuk target yang ingin dicapai, optimalkan segala potensi diri, lakukan lebih banyak hal-hal baik dan menyenangkan, jalin kerjasama, perluas hubungan (networking lah) ciptakan silturrahmi, semua ini adalah sebab dari usaha agar berhasil memperoleh rezeki yang banyak dan bermanfaat.
Maka dari itu berdo’alah selalu sebelum dan ketika sedang melakukan pekerjaan sebagaimana yang diperingatkan Allah dalam surat Jum’ah ayat 10 ”Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”
Oleh karena itu berdo’a lah terus dan terus-teruslah berdo’a kepada Allah agar memperoleh rezeki dan ilmu yang diridhai Allah, dan kelak menjadikan kita orang yang beruntung.
Alhamdulillah, terima kasih ya Allah, Engkau telah berikan ni’mat iman, ni'mat islam dan ni'mat kesehatan kepada kami hingga hari ini, Ya Allah sesungguhnya kami bukanlah tamak dan serakah jika sering meminta kepada Engkau ya Allah, tapi kami khawatir menjadi sombong, taqabur dan lupa kepada engkau jika kami tidak meminta kepada Engkau dan hanya Engkaulah sebaik-baik tempat untuk meminta, Ya Allah berilah kami rezeki yang banyak lagi halal, jadikanlah kami orang-orang yang pandai bersyukur, ridhailah kami dan ridhailah usaha-usaha kami. Ya Allah terimalah do’a kami Walhamdulillahi Rabbal 'Alamin
Langganan:
Postingan (Atom)