Memperhatikan alam nyata, merenungkan ciptaannya dan mengahyati isi kandungan Kitabullah, pada akhirnya membuat kita mampu membuat beberapa catatan penting. Hal ini mestilah menjadi perhatian dan renungan kita sebagai gaya hidup kita sehari-hari yaitu meliputi :
1. Hakikat terpenting didunia ini adalah Allah. Zat Pencipta Yang Agung, Pengatur Yang Bijaksana, Tuhan Semesta Alam, sebagaimana firmannya :
“Dialah Allah yang menciptakan, yang mengadakan yang membentuk rupa, yang mempunyai nama-nama yang paling baik. Bertabih kepadanya apa yang ada dilangit dan di bumi. Dan Dialah yang maha perkasa lagi maha Bijaksana”. ( Al Hashr 24 )
Selain itu wujudNYA yang hak dan tak diragukan lagi, KetuhananNYA Yang Berdiri Tegar, KehidupanNYA Yang Kekaldan Ghaib, Kita wajib mengetahuiNYA dengan mengimanNYA secara gaib pula.
2. Manusia dari masa ke masa dapat mengungkapkan bahwa alam ini ternyata lebih besar dari apa yang kita ketahui sebelumnya, karena masih ada alam lain yang tidak dapat kita saksikan, dan sesungguhnya masalah alam gaib hanya diketahui oleh Allah sebagaimana firmannya :
“Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan Manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”
( Alghafir : 57 )
3. Segala sesuatu di alam raya ini mempunyai perannya sendiri sendiri dan mempunyai kelebihan khusus, satu sama lain saling bekerja sama dengan cara yang sangat mengagumkan. Dan mempunyai kaitan hukum yang amat indah, sehingga mustahil koordinasi yang seapik ini akan terjadi tanpa kehendak Yang Amat Bijak dan Maha Tahu yang menciptakan sesuatu dengan amat teliti :
“KepunyaanNyalah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaannya, dan Dia telah menciptakan sesuatu , dan Dia menetapkan ukuran-ukuran dengan serapi-rapinya” ( Al furqan : 2)
4. Bila waktu atau masa bagi manusia diukur menurut ukuran bumi (Jam, hari, bulan dan tahun) yang didasarkan atas peredaran bumi, matahari, bulan. Begitu pula benda angkasa lain : bintang-bintang serta planet lainnya bergerak tertib sebagaimana diatur oleh Allah, maka tentulah waktu bagi makhluk lain berbeda dengan perhitungan waktu bagi manusia.
Dengan demikian ukuran waktu bagi Allah pasti berbeda dengan ukuran waktu makhluk manapun, baik makhluk langit maupun makhluk bumi, hal ini dibuktikan dengan firman Allah yaitu ;
"Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun dari tahun-tahun yang kamu hitung" ( Al Hajj : 47 )
Orang-orang yang menyimak bukti kebesaran Allah yang terdapat di alam jagad raya ini dan dalam kitabNya yang penuh hikmah akan mengetahui bahwa disana berlaku waktu lain. Allah menceritakan kepada kita bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dalam waktu enam hari, dua hari untuk menciptakan bumi ditambah empat hari untuk gunung-gunung dan Undang-Undang Peraturan secara teliti dan rinci. Dalam waktu itu pula Allah mengatur bahan pangan pokok untuk bumi untuk makhluk yang berada di atasnya. Lalu Allah jadikan tujuh lapis langit dalam waktu dua hari. Kemudian Dia wahyukan bagi tiap-tiap langit tentang urusannya masing-masing.
Begitu tertibnya masa tanam dan masa produksi dan kapan pula harus digunakan, setiap zaman memiliki kunggulan tersendiri, masing-maasing wilayah memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif
5. Allah menciptakan Lagit dan Bumi dalam waktu enam hari menurut waktu Ilahi, dan Allah mewahyukan kepada tiap-tiap langit akan urusannya masing-masing. Hal ini merupakan masalah terpenting bagi makhluk untuk mengetahui hakikat sesuatu dan peristiwa kejadiannya, Maka Allah menghendaki karena ada sesuatu hikmah yang Ia Ketahui yang mana hal itu menjadi ghaib bagi manusia. Segala urusan dan makhluk –makhluk lain dimuka bumi diatur oleh Allah dari Langit turun ke Bumi, kemudian naik lagi kepadaNYa dalam suatu hari yang kita tidak ketahui kapan akan terjadinya.
“Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, kemudian dia bersemayam di atas arasy. Tidak ada bagi kamu selain daripadaNya seorang penolongpun dan tidak pula seorang pemberi syafaat. Maka apakah kamu tidak memperhatikan. Dia mengatur dari urusan langit ke bumi kemudian urusan itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. Yang demikian ialah Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang” ( As Sajdah : 4- 6)
Manusia dapat hidup di atas bola dunia ini hanya dalam waktu sekejap saja. Dan kita berada dalam perlindungan, ujian dan pengawasan Allah. Kitapun hanya berada dalam dua pilihan apakah kita berprilaku menurut sifat-sifat yang telah digariskan Allah sehingga jiwa menjadi tinggi derajatnya dan keluar dari kehidupan dunia menuju kehidupan lain dalam keadaan beruntung atau kita terjerumus dan amblas kedalam bumi yang pada akhirnya keluar dari kehidupan dunia dalam keadaan merugi.
“Demi masa sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan rugi, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan nasehat-menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.” (Al Asr : 1-3)
Allah tidak pernah pilih kasih kapada hambaNya, semua yang ada diberikan sesuai dengan bidang dan kebutuhan masing-masing, petani diberikan sesuai dengan kadar pekerjaannya yaitu ; sayur mayur buah-buahan, padi dan umbi-umbian dan segala macam hasil pertanian nelayan tentulah diberikan sesuai dengan kebutuhannya berupa ikan dan hasil laut pula, pedagang mendapatkan hasil dari dagangan sebagai keuntungan, para pekerja mendapatkan penghasilan dan gaji dari pekerjaannya. Namun ketika semua itu diluar dari apa yang dihajatkan, melenceng dari ketentuan yang ada dan telah menjadi garisan hidupnya pastilah akan terjadi penyimpangan, banjir melanda karena kerusakan lingkungan karena petani tidak lagi menggarap lahan sesuai dengan kemampuannya, sumber daya laut berkurangan karena alat tangkap yang tidak sesuai dengan ketentuan bahkan menggunakan bom, penipuan, korupsi dan perbuatan maksiat meraja lela sebagai hasil dari sebuah penyimpangan prilaku dan penyimpangan fungsi dan kedudukan manusia sebagimana yang Allah tetapkan, yaitu sebagai khalifah di muka bumi, maka tidaklah heran jika bala dan bencana datang, kerusakan dibumi akan terjadi , prilaku manusia berubah menuruti hawa nafsunya, bertindak bukan lagi berdasarkan akal dan budi tidak disokong oleh hati yang bersih dan suci, bertindak dan berbuat bukan lagi berdasarkan iman dan taqwa, tetapi atas dasar nafsu syaitan yang bermuara dari iri dan dengki yang pada akhirnya menghasilkan kemungkaran dan kemusyrikan.
Untuk itu marilah kita berbuat dan bertindak sesuai dengan konsep-konsep Ilahiah dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, dengan fikiran dan hati yang bersih agar diperoleh hasil yang di ridhoi Allah.
Jumat, 21 Mei 2010
Kamis, 20 Mei 2010
Tangkuban Perahu Cermin Kebesaran Allah

Seandainya pembuatan perahu oleh Sangkuriang pada saat itu sukses, wah enda bisa kebayang apa jadinya negeri ini mungkin dah tenggelam Bandung dan sekitar atau sebagian Jawa Barat kali ya. "Lho kok bisa" sela rekanku yang biasa di panggil Apong. "ya iyalah kan nunggu banjir supaya perahunya bisa di pake" jawabku. "Ah Abah nih bisaaa... ajjaa" katanya. Gimana Bandung nda tenggelam tinggi Gunung Tangkuban Perahu 1.830 M di atas permukaan laut. iya.. ya seperti kisah Nabi Nuh AS aja buat perahu di atas gunung dan banjir besar datang, terus yang selamat hanya Nabi Nuh AS dan hewan serta beberapa pengikutnya yang ikut di dalam perahu, dan bumi yang asalnya nyatu terpisah menjadi 6 benua. (ya... gitu ya ceritanya) atau kata bahasa ilmiah pencairan gunung es biasa disebut Kala Glacial Worm. "eh betul nda ya ejaannya".
Atau mungkin juga menceritakan tentang odipus komplek kali ya? kata ku Kepada Mul. "Mungkin juga Pak" jawab nya. Ah sudahlah nanti aja lain waktu kita terusin cerita Sangkuriang, Dayang Sumbi dan Tangkuban Perahu itu, "tapi memang gunung itu seperti perahu yang tertangkup kok!", katanya Sangkuriang emosi karena gagal dan reflek nendang perahu yang sudah hampir jadi itu sehingga perahunya terbalik, jadi dech... Gunung Tangkuban Perahu, Seru...ya... ceritanya.
Oh ya katanya di kawasan Tangkuban Perahu itu sedang terjadi sengketa antara pemerintah dengan masyarakat sekitarnya, karena Menteri Kehutanan telah menunjuk pihak swasta PT Graha Rani Putra Persada sebagai pengelola kawasan wisata itu. Sedang masyarakat pengennya ijin itu dicabut, karena mengancam kelestarian, apalagi katanya tidak ada retribusi kepada daerah Bandung Barat dan Subang sebagai pemilik wilayah seharusnya daerah bisa dapat 30%. "Kok Bisa gitu yaa.. pak Menteri itu, enak-enaknya bagi-bagiin wilayah orang".
Memang luar biasa dan indahnya kawasan itu "sayang jika salah urus oleh para kapitalis itu" Aku membathin, luas dan dalamnya kawah yang pernah memuntahkan laharnya di bumi parahiyangan menambah keindahan dan daya tarik Tangkuban Perahu. Bagiku ini pengalaman pertama, maklum di Kalimantan nda ada gunung api. dan ini membuat aku merasa sangat-sangat kecil di hadapanNya, Masya Allah ..., Maha Suci Engkau Ya Allah, secara lirih aku ucapkan berulang-ulang sebagai ungkapan kagummku pada ciptaan Illahi Rabbi. "Engkau hantarkan kami kesini menyaksikan kekuasaanMu, Engkau ijinkan dan sampaikan hajat kami melihat Kebesaran dan KeangunganMU" melalui hambaMu yang Kau pertemukan kepada kami malam itu ketika makan Surabi (yang aneh-aneh menurut lidahku), yang sebelumnya Engkau tunda beberapa saat mungkin sebagai ujian bagi kami yang lemah ini, atau ada maksud lain yang kami tidak ketahui.
Disaat menyaksikan kebesaranMu, beberapa sohibku sebut saja ; Ifeb, Apong dan Nanda Sofi (begitu biasa mereka dipanggil), menikmati Kuda Kendaraan ciptaanMu, yang indah dan perkasa itu. Masya Allah kembali fikiranku menerawang, "kesempatan naik kuda inipun pernah Engkau tunda sehari sebelumnya ketika di Pantai dan hari ini Engkau kabulkan ketika di Gunung" Terima kasih Ya Allah. "Mba Mit nda mau naik Kuda" kataku, "Enda Ah, di kampungku juga banyak yang begini" jawabnya. Oh ya... ya di celebes juga banyak kuda, dan gunung juga ada. Kok di Kalimatan yang begini nda ada ya..? Mba ku yang satu ini ahli batu-batuan (kecuali batu ginjal) jadi setiap melihat batu selalu aku bertanya padanya, dan dijelaskan secara detil, maklum dia ini seorang dosen sebuah PTN di negerinya. Padahal aku juga nda ngerti betul apa yang dia sampaikan."He..He..He nda becanda kok"
Semua kami menikmati keindahan dan keagungan ciptaan Allah ini, dengan ekspresi masing-masing, Si Ulis dengan topi cowboy yang baru dibelinya pada pedagang dikawasan itu, "mungkin kepengen juga naik kuda tapi tak kesampaian" nda...nda untuk ke sawah katanya, karena Om ulis ini sedang penelitian tanaman padi. Aku dan temanku yang dari siJunjung (Pony namanya)asyik memperhatikan kawah dan tumbuhan sekitarnya dan diapun menjelaskan padaku tentang kawah itu, karena sebelumnya dia pernah praktik lapangan disini. Sementara sohibku yang satu lagi biasa dipanggil Mul asyik dengan cameranya, memang Mul ini hobby fotografi dan dialah yang selalu mengabadikan kami, "sepuluh detik tak bergerak" katanya, karena camera diset otomatis agar semua bisa ikut berpose. Asyik dech semua kami bisa terekam camera.
Setelah semua puas kami pun keliling melihat-lihat soufenir yang diperdagangkan di kawasan Tangkuban Perahu, ada yang membeli sandal, gantungan kunci, gelang dan pernak pernik sebagai kenangan, bahkan ada yang kepincut dengan alat kesenian tradisional Sunda, Mba Mit dan Nanda Sofi membeli suling dan angklung. Mo jadi seniman kalee...
Oh ya hampir lupa nanti tolong beliin makanan khas Sunda : Peyem dan snack khas Bandung tuk teman-teman di kosan ya..., "Rofan SMS tadi minta dibeliin".Sela temanku yang lain.
Kami pun pulang ke Bogor Terima Kasih Ya Rabb,Semoga perjalanan ini menambah iman dan keyakinan kami atas Ni'mat, Rahmat dan Anugrah yang Engkau berikan selama ini.
Rabu, 19 Mei 2010
Fenomena Manusia
Berulang kali aku mencoba untuk selalu mengatakan TIDAK pada setiap apa yang ingin aku laksanakan, tapi lidah terasa kelu dan kaku, lutut tak henti bergetar, jantung berdegub kencang sepeti baru melakukan lari cepat dilintasan yang tak berujung yang akupun tidak tahu entah mulai dari mana titik starnya, aku tak sanggup melakukannya. Hal ini terjadi terus setiap aku ingin mengatakan TIDAK.
Dunia kerja selalu menuntut kita untuk mengatakan YA menerima dan melakukan perintah setiap hari selalu mempersiapkan segudang kata YA pada setiap melakukan kerjaan. Konon katanya jika kita mampu mengucapkan dengan pasih kata YA merupakan satu ciri orang yang akan meraih sukses, mudah mendapatkan pangkat dan kedudukan, fasilitas dengan mudah pula diperoleh, pendapatan meningkat, penghasilan bertambah dari arah yang tidak disangka-sangka katanya; seolah-seolah menyitir Firman Allah "Dan bertaqwalah kepada Allah niscaya Allah akan memberikan jalan keluar dan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka", inilah berkat ketika kita patuh dan taat serta selalu menjalankan perintah. Kebutuhan pribadi bukan merupakan masalah lagi segala keperluan akan dengan mudah terpenuhi. Inilah manajemen ala manusia, walaupun itu sebenar TIDAK menurut Manajemen Allah (MBA).
Ma’rifat kepada Allah akan memancarkan berbagai perasaan yang baik dan diatasnya dapat dibina semangat untuk menuju kearah perbaikan, yang dapat memberikan didikan kepada hati untuk senantiasa menyelidiki dan meneliti mana-mana yang salah dan mana yang tercela, bahkan dapat menumbuhkan kemauan untuk mencari keluhuran, kemuliaan dan ketinggian budi serta akhlak dan sebaliknya juga menyuruh seseorang supaya menghindarkan diri dari amal perbuatan yang hina, rendah dan tidak berharga sedikitpun.
Tidak ada Tuhan Selain Allah sebuah kalimat tauhid yang dapat membuat seseorang seolah tidak pernah dan tidak perlu merasa ragu bahwa segala sesuatu yang ada dilangit dan dibumi ada yang menggerakkan dan mengatur dengan sebaik-baiknya, sehingga membuat bumi beredar pada porosnya, benda-benda langit tetap pada keadaannya tidak saling berebutan untuk tampil didepan, bintang bersinar sesuai dengan sinarnya masing-masing tidak ada yang menonjolkan diri untuk terlihat lebih indah dan cemerlang, angin berhembus tidak saling berebut didepan, ombak beriringan ketepi pantai selalu saling bergantian. Tumbuhan hidup secara teratur tidak saling mendahului, tumbuh bersamaan pun tidak, selalu bertahap dan berurutan dimulai dari akar hingga kelak menghasilkan buah, semua tunduk dan patuh pada kejadiannya.
Sungguh berbeda dengan kehidupan manusia di bumi Allah, hampir setiap aktivitas keduniaan selalu dilakukan dengan berlomba-lomba, ambisi ditempatkan pada urutan pertama dan utama, bahkan dengan sengaja untuk meraih prestasi dlaksanakan dengan perlombaan, segala macam jenis perlombaan dilakukan ; Dari jalan santai hingga lomba lari cepat, mulai lomba memasak sampai lomba makan, tidak saja pada lomba cabang olah raga, lomba busana, lomba keindahan suara, lomba keindahan tubuhpun tidak ketinggalan, semua dikemas rapih, dari skala RT, Regional, Nasional sampai ketingkat internasional, semua usia dan jenis kelamin dilibatkan, laki-laki, wanita bahkan yang tak tegolong jenis kelaminpun (waria) dijadikan objek perlombaan.
Kenapa demikian. Apakah manusia berbeda dengan makhluk Allah yang lain, seperti halnya hewan, tumbuh-tumbuhan, planet-planet, bintang, bulan, matahari, mikro organisme. Ya iya lah namanya juga manusia (takut di makan usia) gitu loohh, kalo makhluk lainkan nda takut tua, nda takut lapar dan nda takut semuanya dech, enjoy aja tuch mereka. Namun sejatinya hendak lah kita berlomba dalam berbaut kebaikan "Fastabiqul khairat" gitu laah
Dunia kerja selalu menuntut kita untuk mengatakan YA menerima dan melakukan perintah setiap hari selalu mempersiapkan segudang kata YA pada setiap melakukan kerjaan. Konon katanya jika kita mampu mengucapkan dengan pasih kata YA merupakan satu ciri orang yang akan meraih sukses, mudah mendapatkan pangkat dan kedudukan, fasilitas dengan mudah pula diperoleh, pendapatan meningkat, penghasilan bertambah dari arah yang tidak disangka-sangka katanya; seolah-seolah menyitir Firman Allah "Dan bertaqwalah kepada Allah niscaya Allah akan memberikan jalan keluar dan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka", inilah berkat ketika kita patuh dan taat serta selalu menjalankan perintah. Kebutuhan pribadi bukan merupakan masalah lagi segala keperluan akan dengan mudah terpenuhi. Inilah manajemen ala manusia, walaupun itu sebenar TIDAK menurut Manajemen Allah (MBA).
Ma’rifat kepada Allah akan memancarkan berbagai perasaan yang baik dan diatasnya dapat dibina semangat untuk menuju kearah perbaikan, yang dapat memberikan didikan kepada hati untuk senantiasa menyelidiki dan meneliti mana-mana yang salah dan mana yang tercela, bahkan dapat menumbuhkan kemauan untuk mencari keluhuran, kemuliaan dan ketinggian budi serta akhlak dan sebaliknya juga menyuruh seseorang supaya menghindarkan diri dari amal perbuatan yang hina, rendah dan tidak berharga sedikitpun.
Tidak ada Tuhan Selain Allah sebuah kalimat tauhid yang dapat membuat seseorang seolah tidak pernah dan tidak perlu merasa ragu bahwa segala sesuatu yang ada dilangit dan dibumi ada yang menggerakkan dan mengatur dengan sebaik-baiknya, sehingga membuat bumi beredar pada porosnya, benda-benda langit tetap pada keadaannya tidak saling berebutan untuk tampil didepan, bintang bersinar sesuai dengan sinarnya masing-masing tidak ada yang menonjolkan diri untuk terlihat lebih indah dan cemerlang, angin berhembus tidak saling berebut didepan, ombak beriringan ketepi pantai selalu saling bergantian. Tumbuhan hidup secara teratur tidak saling mendahului, tumbuh bersamaan pun tidak, selalu bertahap dan berurutan dimulai dari akar hingga kelak menghasilkan buah, semua tunduk dan patuh pada kejadiannya.
Sungguh berbeda dengan kehidupan manusia di bumi Allah, hampir setiap aktivitas keduniaan selalu dilakukan dengan berlomba-lomba, ambisi ditempatkan pada urutan pertama dan utama, bahkan dengan sengaja untuk meraih prestasi dlaksanakan dengan perlombaan, segala macam jenis perlombaan dilakukan ; Dari jalan santai hingga lomba lari cepat, mulai lomba memasak sampai lomba makan, tidak saja pada lomba cabang olah raga, lomba busana, lomba keindahan suara, lomba keindahan tubuhpun tidak ketinggalan, semua dikemas rapih, dari skala RT, Regional, Nasional sampai ketingkat internasional, semua usia dan jenis kelamin dilibatkan, laki-laki, wanita bahkan yang tak tegolong jenis kelaminpun (waria) dijadikan objek perlombaan.
Kenapa demikian. Apakah manusia berbeda dengan makhluk Allah yang lain, seperti halnya hewan, tumbuh-tumbuhan, planet-planet, bintang, bulan, matahari, mikro organisme. Ya iya lah namanya juga manusia (takut di makan usia) gitu loohh, kalo makhluk lainkan nda takut tua, nda takut lapar dan nda takut semuanya dech, enjoy aja tuch mereka. Namun sejatinya hendak lah kita berlomba dalam berbaut kebaikan "Fastabiqul khairat" gitu laah
Selasa, 18 Mei 2010
Aku, Anakku dan Laut
Setiap kali aku pulang liburan sekolah anakku selalu merengek minta dibawa main ke pantai kebetulan Kota ku Kota Pulau dikelilingi laut, jadi tidak sulit untuk pergi ke pantai, hanya butuh waktu 10 menit nyampai dech..., tapi niat itu sulit terwujud, baru ketika aku akan pergi ke Bogor tempatku sekolah seminggu sebelum keberangkatanku, kusempatkan untuk ke Pantai Amal satu-satunya tempat rekreasi pantai di Kota Ku, tapi sayang aku hanya bisa pergi denganUmi dan anakku yang bungsu Memeh panggilannya sebenarnya nama lengkapnya Fatimah Safira, sementara dua orang anakku lagi Rizqi Iqbal dan Fiqri Aulia Ghiffari enda ikut.
Aku dan Memeh asyik main air di pantai sementara Umi hanya memandang dari kejauhan, istriku ini nda mau ikut main air di pantai, "panas" katanya, mungkin takut kulitnya hitam terbakar matahari kaleee. begitu asyiknya Memeh bermain sambil mencari kulit kerang dan klomang untuk oleh-oleh abang-abangnya dirumah, dalam bathinku berdo'a "semoga anak-anakku kelak menjadi orang yang peduli dan mau berbagi dengan sesama" Ternyata laut sangat berarti bagi anakku mampu memberikan kebahagiaan, memberikan kedamaian bagiku dan membuat aku kembali kemasa laluku.
Pantai dan Laut seolah-olah tidak pernah lepas dari kehidupanku, karena tempat tinggalku masih bersinggungan dengan air laut, bahkan beberapa kali pula laut ini hampir merenggut nyawaku, aku pernah lemas tak berdaya karena kelelep ketika baru belajar berenang, syukur dapat tertolong rupanya janji Allah belum sampai, ketika dah pandai berenang akupun pernah celaka hampir patah bahuku ketika lompat dari jembatan, dan banyak lagi peristiwa hidupku terukir di laut. Bahkan ketika aku dilahirkanpun menurut cerita ibuku saat itu abahku sedang pergi ke laut, dan sekarangpun tempat kerjaku Universitas Borneo tidak jauh dari laut. Sungguh banyak peristiwa dan pelajaran yang aku terima dari laut.
Sebagai sebuah negara yang terdiri dari pulau mungkin sudah sebaiknya kita menjaga laut dan isinya, yang selama ini terlupakan oleh kita jadikan dia sebagai sumber kehidupan, sumber inspirasi dan kedamaian, walaupun sesekali juga mengancam, tapi itu hanyalah sebuah keseimbangan, ada bahagia ada sengsara, ada pasang ada surut, ada kiri dan ada kanan. Semua yang terdapat di muka bumi diciptakan Allah saling berpasang-pasangan sebuah anugrah tentunya, sehingga manusia sebagai khalifah di bumi dapat tumbuh dan berkembang, saling menerima dan memberi, serta saling kasih sayang niscaya kedamaian pun akan mudah dijelang.
Minggu, 16 Mei 2010
Keterbatasanku
Pada suatu hari beberapa rekan-rekanku melakukan perjalanan katanya sih sudah niat jadi harus dilaksanakan dan akupun menjadi bagian dari perjalanan itu, yang disponsori oleh seorang temanku yang lain, membantu menyediakan mobil sekaligus mengemudikannya. Masya Allah begitu tulusnya dia, seandainya aku mampu akupun ingin melakukan hal yang sama, tapi sayang aku tidak mampu melakukannya.
Canda, Tawa , Kegembiraan terpancar diwajah kami. sesekali kalimat-kalimat lucu dan menggelitik terlontar, sehingga menambah suasana riang dan mempererat persahabatan diantara kami. Setelah menempuh perjalanan panjang mendaki gunung, melawati hutan dan desa-desa, sawah yang terhampar luas, para pedagang buah dan makanan ringan khas daerah Jawa Barat berjajar dipinggir jalan menjajakan dagangannya.
Deru ombak, semilir angin dan bau amis khas pantai mulai terasa, menandakan kami sudah hampir sampai. Rekan-rekanpun langsung menyiapkan peralatan berenang, bermain dengan deru ombak pantai, akupun juga tidak ketinggalan, walaupun hanya sebentar dan terakhir ketika rekanku telah selesai. Masya Allah akupun tersentak ketika bermain dengan gelombang, fikiran menerawang, beginikah yang dialami saudaraku ketika dihempas gelombang tsunami lima tahun lalu, kunikmati ketika aku digoyang ombak, kekiri dan kekanan sekali-sekali dihempas kedepan, tentu semua ini tidak pernah sia-sia engkau ciptakan ya Allah sebagai pelajaran berharga bagi ku, sebagai suatu keseimbangan antara daratan dan lautan, sebagai sumber produksi memenuhi kebutuhan konsumsi manusia, kebetulan ada teman-temanku yang tidak pernah melihat dan menikmati binatang laut sehingga membuat kami ingin merasakannya. dan kamipun dapat menikmatinya disebuah kedai dengan lahap, satu bukti lagi bahwa memang kami adalah makhluk yang sangat terbatas. Engkau Yang Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu, Terima kasih Ya Allah.
Canda, Tawa , Kegembiraan terpancar diwajah kami. sesekali kalimat-kalimat lucu dan menggelitik terlontar, sehingga menambah suasana riang dan mempererat persahabatan diantara kami. Setelah menempuh perjalanan panjang mendaki gunung, melawati hutan dan desa-desa, sawah yang terhampar luas, para pedagang buah dan makanan ringan khas daerah Jawa Barat berjajar dipinggir jalan menjajakan dagangannya.
Deru ombak, semilir angin dan bau amis khas pantai mulai terasa, menandakan kami sudah hampir sampai. Rekan-rekanpun langsung menyiapkan peralatan berenang, bermain dengan deru ombak pantai, akupun juga tidak ketinggalan, walaupun hanya sebentar dan terakhir ketika rekanku telah selesai. Masya Allah akupun tersentak ketika bermain dengan gelombang, fikiran menerawang, beginikah yang dialami saudaraku ketika dihempas gelombang tsunami lima tahun lalu, kunikmati ketika aku digoyang ombak, kekiri dan kekanan sekali-sekali dihempas kedepan, tentu semua ini tidak pernah sia-sia engkau ciptakan ya Allah sebagai pelajaran berharga bagi ku, sebagai suatu keseimbangan antara daratan dan lautan, sebagai sumber produksi memenuhi kebutuhan konsumsi manusia, kebetulan ada teman-temanku yang tidak pernah melihat dan menikmati binatang laut sehingga membuat kami ingin merasakannya. dan kamipun dapat menikmatinya disebuah kedai dengan lahap, satu bukti lagi bahwa memang kami adalah makhluk yang sangat terbatas. Engkau Yang Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu, Terima kasih Ya Allah.
Langganan:
Postingan (Atom)