Memperhatikan alam nyata, merenungkan ciptaannya dan mengahyati isi kandungan Kitabullah, pada akhirnya membuat kita mampu membuat beberapa catatan penting. Hal ini mestilah menjadi perhatian dan renungan kita sebagai gaya hidup kita sehari-hari yaitu meliputi :
1. Hakikat terpenting didunia ini adalah Allah. Zat Pencipta Yang Agung, Pengatur Yang Bijaksana, Tuhan Semesta Alam, sebagaimana firmannya :
“Dialah Allah yang menciptakan, yang mengadakan yang membentuk rupa, yang mempunyai nama-nama yang paling baik. Bertabih kepadanya apa yang ada dilangit dan di bumi. Dan Dialah yang maha perkasa lagi maha Bijaksana”. ( Al Hashr 24 )
Selain itu wujudNYA yang hak dan tak diragukan lagi, KetuhananNYA Yang Berdiri Tegar, KehidupanNYA Yang Kekaldan Ghaib, Kita wajib mengetahuiNYA dengan mengimanNYA secara gaib pula.
2. Manusia dari masa ke masa dapat mengungkapkan bahwa alam ini ternyata lebih besar dari apa yang kita ketahui sebelumnya, karena masih ada alam lain yang tidak dapat kita saksikan, dan sesungguhnya masalah alam gaib hanya diketahui oleh Allah sebagaimana firmannya :
“Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan Manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”
( Alghafir : 57 )
3. Segala sesuatu di alam raya ini mempunyai perannya sendiri sendiri dan mempunyai kelebihan khusus, satu sama lain saling bekerja sama dengan cara yang sangat mengagumkan. Dan mempunyai kaitan hukum yang amat indah, sehingga mustahil koordinasi yang seapik ini akan terjadi tanpa kehendak Yang Amat Bijak dan Maha Tahu yang menciptakan sesuatu dengan amat teliti :
“KepunyaanNyalah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaannya, dan Dia telah menciptakan sesuatu , dan Dia menetapkan ukuran-ukuran dengan serapi-rapinya” ( Al furqan : 2)
4. Bila waktu atau masa bagi manusia diukur menurut ukuran bumi (Jam, hari, bulan dan tahun) yang didasarkan atas peredaran bumi, matahari, bulan. Begitu pula benda angkasa lain : bintang-bintang serta planet lainnya bergerak tertib sebagaimana diatur oleh Allah, maka tentulah waktu bagi makhluk lain berbeda dengan perhitungan waktu bagi manusia.
Dengan demikian ukuran waktu bagi Allah pasti berbeda dengan ukuran waktu makhluk manapun, baik makhluk langit maupun makhluk bumi, hal ini dibuktikan dengan firman Allah yaitu ;
"Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun dari tahun-tahun yang kamu hitung" ( Al Hajj : 47 )
Orang-orang yang menyimak bukti kebesaran Allah yang terdapat di alam jagad raya ini dan dalam kitabNya yang penuh hikmah akan mengetahui bahwa disana berlaku waktu lain. Allah menceritakan kepada kita bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dalam waktu enam hari, dua hari untuk menciptakan bumi ditambah empat hari untuk gunung-gunung dan Undang-Undang Peraturan secara teliti dan rinci. Dalam waktu itu pula Allah mengatur bahan pangan pokok untuk bumi untuk makhluk yang berada di atasnya. Lalu Allah jadikan tujuh lapis langit dalam waktu dua hari. Kemudian Dia wahyukan bagi tiap-tiap langit tentang urusannya masing-masing.
Begitu tertibnya masa tanam dan masa produksi dan kapan pula harus digunakan, setiap zaman memiliki kunggulan tersendiri, masing-maasing wilayah memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif
5. Allah menciptakan Lagit dan Bumi dalam waktu enam hari menurut waktu Ilahi, dan Allah mewahyukan kepada tiap-tiap langit akan urusannya masing-masing. Hal ini merupakan masalah terpenting bagi makhluk untuk mengetahui hakikat sesuatu dan peristiwa kejadiannya, Maka Allah menghendaki karena ada sesuatu hikmah yang Ia Ketahui yang mana hal itu menjadi ghaib bagi manusia. Segala urusan dan makhluk –makhluk lain dimuka bumi diatur oleh Allah dari Langit turun ke Bumi, kemudian naik lagi kepadaNYa dalam suatu hari yang kita tidak ketahui kapan akan terjadinya.
“Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, kemudian dia bersemayam di atas arasy. Tidak ada bagi kamu selain daripadaNya seorang penolongpun dan tidak pula seorang pemberi syafaat. Maka apakah kamu tidak memperhatikan. Dia mengatur dari urusan langit ke bumi kemudian urusan itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. Yang demikian ialah Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang” ( As Sajdah : 4- 6)
Manusia dapat hidup di atas bola dunia ini hanya dalam waktu sekejap saja. Dan kita berada dalam perlindungan, ujian dan pengawasan Allah. Kitapun hanya berada dalam dua pilihan apakah kita berprilaku menurut sifat-sifat yang telah digariskan Allah sehingga jiwa menjadi tinggi derajatnya dan keluar dari kehidupan dunia menuju kehidupan lain dalam keadaan beruntung atau kita terjerumus dan amblas kedalam bumi yang pada akhirnya keluar dari kehidupan dunia dalam keadaan merugi.
“Demi masa sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan rugi, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan nasehat-menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.” (Al Asr : 1-3)
Allah tidak pernah pilih kasih kapada hambaNya, semua yang ada diberikan sesuai dengan bidang dan kebutuhan masing-masing, petani diberikan sesuai dengan kadar pekerjaannya yaitu ; sayur mayur buah-buahan, padi dan umbi-umbian dan segala macam hasil pertanian nelayan tentulah diberikan sesuai dengan kebutuhannya berupa ikan dan hasil laut pula, pedagang mendapatkan hasil dari dagangan sebagai keuntungan, para pekerja mendapatkan penghasilan dan gaji dari pekerjaannya. Namun ketika semua itu diluar dari apa yang dihajatkan, melenceng dari ketentuan yang ada dan telah menjadi garisan hidupnya pastilah akan terjadi penyimpangan, banjir melanda karena kerusakan lingkungan karena petani tidak lagi menggarap lahan sesuai dengan kemampuannya, sumber daya laut berkurangan karena alat tangkap yang tidak sesuai dengan ketentuan bahkan menggunakan bom, penipuan, korupsi dan perbuatan maksiat meraja lela sebagai hasil dari sebuah penyimpangan prilaku dan penyimpangan fungsi dan kedudukan manusia sebagimana yang Allah tetapkan, yaitu sebagai khalifah di muka bumi, maka tidaklah heran jika bala dan bencana datang, kerusakan dibumi akan terjadi , prilaku manusia berubah menuruti hawa nafsunya, bertindak bukan lagi berdasarkan akal dan budi tidak disokong oleh hati yang bersih dan suci, bertindak dan berbuat bukan lagi berdasarkan iman dan taqwa, tetapi atas dasar nafsu syaitan yang bermuara dari iri dan dengki yang pada akhirnya menghasilkan kemungkaran dan kemusyrikan.
Untuk itu marilah kita berbuat dan bertindak sesuai dengan konsep-konsep Ilahiah dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, dengan fikiran dan hati yang bersih agar diperoleh hasil yang di ridhoi Allah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar