Rabu, 19 Mei 2010

Fenomena Manusia

Berulang kali aku mencoba untuk selalu mengatakan TIDAK pada setiap apa yang ingin aku laksanakan, tapi lidah terasa kelu dan kaku, lutut tak henti bergetar, jantung berdegub kencang sepeti baru melakukan lari cepat dilintasan yang tak berujung yang akupun tidak tahu entah mulai dari mana titik starnya, aku tak sanggup melakukannya. Hal ini terjadi terus setiap aku ingin mengatakan TIDAK.

Dunia kerja selalu menuntut kita untuk mengatakan YA menerima dan melakukan perintah setiap hari selalu mempersiapkan segudang kata YA pada setiap melakukan kerjaan. Konon katanya jika kita mampu mengucapkan dengan pasih kata YA merupakan satu ciri orang yang akan meraih sukses, mudah mendapatkan pangkat dan kedudukan, fasilitas dengan mudah pula diperoleh, pendapatan meningkat, penghasilan bertambah dari arah yang tidak disangka-sangka katanya; seolah-seolah menyitir Firman Allah "Dan bertaqwalah kepada Allah niscaya Allah akan memberikan jalan keluar dan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka", inilah berkat ketika kita patuh dan taat serta selalu menjalankan perintah. Kebutuhan pribadi bukan merupakan masalah lagi segala keperluan akan dengan mudah terpenuhi. Inilah manajemen ala manusia, walaupun itu sebenar TIDAK menurut Manajemen Allah (MBA).

Ma’rifat kepada Allah akan memancarkan berbagai perasaan yang baik dan diatasnya dapat dibina semangat untuk menuju kearah perbaikan, yang dapat memberikan didikan kepada hati untuk senantiasa menyelidiki dan meneliti mana-mana yang salah dan mana yang tercela, bahkan dapat menumbuhkan kemauan untuk mencari keluhuran, kemuliaan dan ketinggian budi serta akhlak dan sebaliknya juga menyuruh seseorang supaya menghindarkan diri dari amal perbuatan yang hina, rendah dan tidak berharga sedikitpun.

Tidak ada Tuhan Selain Allah sebuah kalimat tauhid yang dapat membuat seseorang seolah tidak pernah dan tidak perlu merasa ragu bahwa segala sesuatu yang ada dilangit dan dibumi ada yang menggerakkan dan mengatur dengan sebaik-baiknya, sehingga membuat bumi beredar pada porosnya, benda-benda langit tetap pada keadaannya tidak saling berebutan untuk tampil didepan, bintang bersinar sesuai dengan sinarnya masing-masing tidak ada yang menonjolkan diri untuk terlihat lebih indah dan cemerlang, angin berhembus tidak saling berebut didepan, ombak beriringan ketepi pantai selalu saling bergantian. Tumbuhan hidup secara teratur tidak saling mendahului, tumbuh bersamaan pun tidak, selalu bertahap dan berurutan dimulai dari akar hingga kelak menghasilkan buah, semua tunduk dan patuh pada kejadiannya.

Sungguh berbeda dengan kehidupan manusia di bumi Allah, hampir setiap aktivitas keduniaan selalu dilakukan dengan berlomba-lomba, ambisi ditempatkan pada urutan pertama dan utama, bahkan dengan sengaja untuk meraih prestasi dlaksanakan dengan perlombaan, segala macam jenis perlombaan dilakukan ; Dari jalan santai hingga lomba lari cepat, mulai lomba memasak sampai lomba makan, tidak saja pada lomba cabang olah raga, lomba busana, lomba keindahan suara, lomba keindahan tubuhpun tidak ketinggalan, semua dikemas rapih, dari skala RT, Regional, Nasional sampai ketingkat internasional, semua usia dan jenis kelamin dilibatkan, laki-laki, wanita bahkan yang tak tegolong jenis kelaminpun (waria) dijadikan objek perlombaan.

Kenapa demikian. Apakah manusia berbeda dengan makhluk Allah yang lain, seperti halnya hewan, tumbuh-tumbuhan, planet-planet, bintang, bulan, matahari, mikro organisme. Ya iya lah namanya juga manusia (takut di makan usia) gitu loohh, kalo makhluk lainkan nda takut tua, nda takut lapar dan nda takut semuanya dech, enjoy aja tuch mereka. Namun sejatinya hendak lah kita berlomba dalam berbaut kebaikan "Fastabiqul khairat" gitu laah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar